TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART4, Hasrat-Bispak05 "Eh kalian review gak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan terus lihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech utamanya", gerutu Sherly saat kami ke arah parkir mobil.
"Periode iya Sher? Saya tidak simak sich", bertanya Jenny.
"Kamu sich, yang dilihatin cuman Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu tidak hanya saya saja lho!", kata Sherly dengan suara merayu.
"Kalian ini… apaan sich…", saya meratap geram walau sebetulnya hatiku suka sekali dengar seluruhnya ledekan mereka itu.
"Lhoo… kan memanglah betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, namun yayangmu pun kan", goda Sherly kembali, serta Jenny turut ketawa melihatku gak dapat menjawab.
Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja sama-sama untuk menghinaku habis habisan dari mulai kantin hingga sampai ke parkir mobil. Tiada yang dapat kulakukan, saya tidak dapat membalasnya kata-kata mereka serta pasrah saja dibarengi ke-2 pacarku ini, yang sampai hati membuatku selalu tersenyum malu sesuai ini.
"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly di saat kami udah dekat sama mobilku.
"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian menghina kami berdua.
"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang setelah itu menunduk malu, karena barangkali ledekan Jenny itu.
"Hai pun Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung mengejekku sehabis membalasnya sebutan Andy.
Saat ini saya cuma dapat turut menunduk malu. Karena Jenny serta Sherly, sekarang lidahku rasanya kelu bahkan juga cuma buat menegur Andy.
"Ya sudah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Gak boleh dimusnahkan lho!", kata Jenny yang tau-tau suara suaranya jadi galak.
"I… Iya", jawab Andy dengan nada perlahan.
"Awas bila kamu sampai melenyapkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.
"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan nada sepelan barusan.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART4
Mukaku rasanya sungguh-sungguh panas. Entahlah, kemungkinan parasku udah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan jengkel bersatu puas dan malu, namun mereka berdua punya sikap seakan tidak ada apa-apa sampai saya jadi kian gaungs dari mereka berdua.
"Ya sudah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian lambaikan tangan.
"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang mengangkat tangannya.
Saya balas melambai-lambaikan tangan sekejap dari mereka berdua. Saat sebelum saya kembali menunduk malu, saya menyaksikan sesaat, nyatanya Andy pun mengangkat tangannya di Jenny dan Sherly.
Diam diam saya terasa sedikit iri mengayalkan apa yang kurang lebih hendak terjadi dalam rumah Jenny sehabis ini. Ditambah lagi Sherly ikut serta kesana. Barangkali Sherly serta Jenny akan membawa Cie Stefanny bermesraan atau sampai bercinta, serta perlahan-lahan hasratku mulai naik mengayalkan semuanya itu.
Namun saya sadar saya tidak boleh memikirkan banyak perihal yang dapat memunculkan nafsuku pada saat saya masih di sini bersama Andy, lantaran saya gak ingin membuat malu diriku sendiri. Bahkan saya jangan kehilangan fokusku waktu ini. Saya tidak ingin Andy menduga saya gak perhatian kepadanya bila kedepannya obrolanku gak menyambung lantaran pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.
"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali benar saat saya memandang Andy.
"Hai pun Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, kendati dengan hati yang berdebar-debar gak karuan.
Kami kembali termenung sesaat lama waktunya. Saya coba cairkan keadaan yang canggung ini.
"Andy, kamu betul sedang nungguin saya?", saya ajukan pertanyaan di Andy.
Andy tersenyum malu dan menggangguk.
"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa mau ketahui apa lebih kurang jawaban Andy.
"Aku… aku…", Andy tergagap cemas.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Saya tersenyum geli menyaksikan kecemasan Andy. Walau pastinya saya terasa puas, namun saya mulai ingin tahu kenapa Andy tungguku di sini. Apa Andy pengin menyampaikan suatu hal padaku?
Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan seluruhnya perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap juga kami ini belum dengan status sepasang pacar.
Biarpun demikian, besar impianku kalau dalam tempo dekat kami berdua dapat nyata-nyata jadian, dan… dan…
"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telephone kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.
Saya terasa seperti tersambar petir pada siang hari yang sangat ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang sangat dingin. Nyaris saja saya tak sadar diri, dan saya hampir gak yakin dengan pendengaranku.
Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut waktu yang kutunggu nantikan semenjak saya bersua serta mengetahui Andy di kelas 1 SMA. Pada akhirnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharap, mudah-mudahan mimpi elokku bakal selekasnya terwujud.
"Bisa", saya menjawab sekalian menunduk, serta saat ini tukar saya yang tersenyum malu berbaur rasa suka yang sangat begitu.
"Jika gitu… saya malam nanti telephone kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.
"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nantikan ya", saya berucap lambat, dan parasku berasa panas.
"Iya… jam delapan malam", kata Andy.
Jantungku berdegap dengan cepat, sampai sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini yaitu sebuah janji yang memuaskan buatku.
"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya mohon pamit di Andy sesudah kembali lagi kami tercenung lumayan lama.
"Oh iya… saya pula pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.
"Iya, kamu pula take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak kuat.
Saya masuk ke mobilku sesudah sama-sama mengangkat tangan dengan Andy. Saat ini saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy bakal menghubungiku malam nanti, entahlah apa yang bisa kami bahas.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Yang terang ini hari saya puas sekali, serta saya tidak sabar tunggu waktu ini berputar-putar hingga jam delapan kelak, mendatangkan saat yang bagus untukku.
V. Kenakalanku Bersambung
Saya menghimpit klakson mobilku 1x di saat saya udah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak beberapa lama kemudian saya menyaksikan Wawan yang membuka pintu buatku, serta saya jadi terpikir keusilanku barusan pagi. Saya mengendalikan napas sembari masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.
Namun saya sedikit terkaget memandang ada mobil kokoku dalam garasi. Serta sewaktu saya memandang kokoku berada di dalam mobilnya, yang kelihatannya repot mengutak atik suatu hal di mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang nyata menempatkan marah padaku itu tidak bakal seberani itu buat menyentuhku pada saat ada kokoku di sini.
Jadi saya turun dengan rileks, serta merapat menuju kokoku masih yang repot di mobilnya. Saya menyaksikan Wawan yang menatapku dengan penuh gairah, dan saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tanpa ada khawatir bakal diapa apakan olehnya. Serta saat ini saya udah ada di samping kokoku.
"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.
"Oh… kembali masang CD lagu baru nih", jawab kokoku.
"Lagunya siapa… saya ingin donk", saya mulai merengek-rengek.
"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya serta memberi satu kotak CD masih terbungkus ini padaku, nampaknya kokoku udah tuntas memasangkan CD lagu baru itu di CD changer mobilnya.
"Terimakasih ya ko", kataku dengan puas serta menimang-nimang nimang CD itu, lantas memulai membaca baca title lagu yang ada di dalam CD itu.
"Iya iya… marilah makan dahulu, saya telah lapar nih", kata kokoku sekalian mengacau rambutku sampai jadi sedikit awut awutan sebagai berikut.
"Iih… apaan sich", saya bersungut-sungut serta memburu kokoku yang udah larikan diri ke dalam.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART4
Demikian kalaupun saya bersua kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau semacam ini. Selanjutnya kami makan bersama sembari sama sama bercerita banyak hal yang anyar kami alami. Tentunya saya tidak segila itu untuk bercerita seluruhnya pekerjaan seksual yang kualami di kokoku.
"Me, saya kelak dibutuhkan handycam. Ada pada kamu kan me?", bertanya kokoku sewaktu kami udah usai makan.
"Oh iya… sekejap saya ambilkan ya ko", kataku sembari membersihkan tanganku.
"Aku terus turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.
"Ok dech", kataku dan saya menanti kokoku usai membersihkan tangan, lalu kami duanya sama ke atas ketujuan kamarku sembari kadangkala sama-sama mengejek, dan sekali ini saya yang menang demikian saya gunakan Cie Stefanny menjadi bahan ledekan.
Saya melepaskan sepatu dan kaus kakiku, yang setelah itu seluruhnya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terkenang tempo hari, waktu Jenny dan Sherly ada mengantarku dan memandang sepatu Cie Stefanny.
Sejenak jantungku berdetak cepat. Tau-tau saya berasa takut memikirkan apa reaksi kokoku bila dia memandang Cie Stefanny tertidur di tempat tidur kamarku pada kondisi telanjang bundar. Tetapi aku terus kembali tenang saat saya sadar jika tiada sepatu siapa saja yang di muka pintu kamarku.
Dalam kamar, saya menghidupkan AC serta buka tirai jendela. Sesudah kokoku menata anti virus di komputerku serta handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku minta pamit padaku, ujarnya pengin temani papah mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang saat malam hari pada umumnya.
Sekalian tutup pintu selesai kokoku udah keluar kamarku, saya mulai memikir, bermakna saya sendirian hingga sampai esok malam. Dan saya tahu saya mustahil berhasil lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini jika saya tidak mengamankan diri di kamarku.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Namun saya kebingungan pula memikir apa yang penting kulakukan saat saya harus makan nanti malam. Entahlah, kemungkinan saya harus mengendalikan lapar malam nanti. Yah, kira saja diet.
Karenanya saya menutup pintu kamarku, namun suatu ketukan pada waktu saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.
"Me, ada apakah? Ini barusan saya lupa kalaupun saya bawain kamu roti tawar dan keju hobymu", kudengar suara kokoku dari balik pintu.
Saya buka pintu lalu saya menghambur serta memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdetak kuat, dan saya usaha merehatkan diriku dengan menyelisipkan parasku di dada kokoku yang cukup area ini.
Kokoku balas memegang badanku secara lembut, serta saya terus diam dalam dekapan kokoku.
"Me, ada apakah? Barusan kamu kok sampai menjerit semacam itu?", bertanya kokoku dengan bingung.
"Aku… anu… memang siapakah yang tidak terkejut bila pintu yang anyar kukunci telah diketok begitu?", saya berkeberatan dan mendangak melihat kokoku, dan saya memasangkan muka cemberut.
"Ooh… sorry dech jika getho", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.
Saya suka sekali dengan tindakan halus kokoku ini. Saya kembali menyelinapkan parasku ke dada kokoku, dan saya rasa aman ada di dalam dekapan kokoku.
Sesungguhnya saya tidak ingin membebaskan kokoku pergi, saya ingin nikmati merasa aman ini. Namun saya takut kokoku malahan berprasangka buruk dengan sikapku.
Karenanya dengan berat hati saya membebaskan dekapanku pada kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, pastinya tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepadanya.
Sesudah kokoku keluar kamar, saya kembali mengancing pintu kamarku agar saat nanti kokoku udah pergi, saya telah aman. Sedikitnya siang ini saya bebas dari problem pak Berbudiin, Wawan serta Suwito yang jelas tidak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.
Dan roti yang dikasihkan kokoku ini jelas dapat selamatkanku dari rasa lapar saat kelak saya harus terpenjara dalam kamarku sendiri, buat menghindar hasrat tiga pejantan itu.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART4
Sekarang saya ingin tidur siang barang tidak lama, agar malam nanti saya tak penat atau mengantuk waktu Andy menghubungiku. Serta pastinya saya gak langsung ingin tidur demikian saja, saya ingin tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.
Karenanya saya siap-siap untuk selekasnya mandi. Sembari menenteng handuk, saya ke kamar mandiku untuk mempersiapkan air hangat pada shower dengan memutar handel keran menjurus yang rata-rata.
Selesai saya terasa air yang memancar dari shower ini gak begitu dingin, dengan rileks saya menanggalkan pakaian serta rok seragam sekolahku, pun bra serta celana dalamku, lalu seluruhnya kutaruh dalam keranjang pakaian kotor.
Saya mengancing pintu kamar mandiku dan saya selekasnya berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa penat yang menimpa badanku sedikit terobati.
Selesai seluruhnya badanku basah, saya mulai memberikan hati badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, tetapi saya jadi menggigit bibirku sendiri waktu saya menyabuni ke-2 payudaraku.
Berulangkali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tanpa ada menyengaja saat saya mencuci ke-2 payudaraku, serta dari sebelumnya yang tidak berencana itu saat ini saya sendiri yang justru menyengaja sentuh dan memikat ke-2 puting payudaraku sendiri.
"Mmmh…", saya mengerang nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.
Saat ini saya mulai meremas halus ke-2 payudaraku sendiri, sembari mengayalkan Andy sedang mencumbu dan memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku saat ini.
"Mmmh…", saya kembali mendesah dengan napas mengincar, sekalian pejamkan mataku dan nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.
"Ohh… Andy…", saya mendesah, serta sejalan nafsuku yang kian menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.
Seluruh rabaan dan penekanan yang kulakukan pada bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya mengandaikan Andy tengah mencumbuiku dengan mesra, pun tengah meraba serta meremas ke-2 payudaraku secara lembut sebagai berikut.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Hasratku sudah memulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat saat jemari tanganku menarik lubang vaginaku sendiri membuatku mengayalkan Andy memerkosaku dengan penuh cinta di kamar mandiku saat ini.
"Mmm… ssshh…", saya mengesah, mendesah, serta menggeliang perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sekalian nikmati nakalnya jemari tanganku yang merayu lubang vaginaku sendiri dan saya selalu memikirkan Andy yang melaksanakan seluruhnya padaku.
Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, serta napasku tambah tidak memiliki aturan. Saya pejamkan mataku serta ke-2 pahaku ini kurapatkan maksimal nikmati tiap detakan yang mengakibatkan rasa nyeri di lubang vaginaku.
Desahanku telah mulai beralih menjadi dengusan, dan tak lama setelahnya badanku tersentak sentak diterpa orgasme.
"Andyyy…", saya mengerang panjang, gak kuat kembali terima seluruh kesan ini, serta saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.
Dengan napas terengah-engah, saya memandang ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku terus merembes membasahi ke-2 pahaku. Ke-2 betisku kembali berasa pegal karena kenakalanku ini, dan tenagaku kembali lagi seperti lesap demikian saja entahlah ke mana.
"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya meratap lambat mencegah malu mengerti bila saya baru-baru ini bermasturbasi sembari memikirkan Andy, dan saya usaha mendesak gairah birahiku ini.
Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari kondisi terangsang ini, serta orgasmeku juga menyurut. Rambutku jadi basah semua, serta saya memilih untuk keramas sekaligus. Tidak lupa saya bersihkan lubang vaginaku barusan sempat disanggupi cairan cintaku ini, serta saat ini saya telah terasa nyaman dengan badanku.
Sesudah itu saya menghanduki rambut serta badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku hingga ke 1/2 pahaku.
Dan saya baru keluar kamar mandiku, sewaktu saya hampir menjerit waktu saya menyaksikan bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku baru saja tirainya tak kututup.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART4
"Kalian ini telah edan ya!", saya 1/2 menghardik di Wawan dan Suwito yang asyik menyaksikaniku dari jendela kamarku
Saya sebetulnya bukan tak ingat bila badanku ini udah berkali kali dicicipi serta dijarah habis oleh mereka. Tentu saja bertelanjang badan didepan mereka udah bukan hal yang mengagumkan, manalagi kini badanku masih terlilit handuk mandiku. Tetapi tidak tahu mengapa, sekarang saya terasa dongkol diintip oleh mereka seperti berikut.
Wawan dan Suwito bergaya tidak dengar kata kataku, serta mereka berdua menyimpan tangan mereka di dalam telinga mereka sekalian buka mulut mereka, seakan mau saya mengulang kata kataku, sampai saya kian kecewa. Lihat sikap mereka ini saya tahu kokoku tentu sudah pergi. Kalaupun kokoku belum pergi, tidak mungkin mereka berani kurang ajar seperti berikut padaku.
Saya ambil langkah ke jendela serta akan tutup gordin jendela kamarku ini, waktu tiba-tiba terpikir suatu inspirasi yang membuatku mau ketawa.
Lihat mereka terus menyaksikaniku begitu, saya bukanlah menutupkan korden jendela kamarku, tetapi saya justru longgarkan handuk yang membalut badanku, serta dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.
BERSAMBUNG...