TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART3, Hasrat-Bispak05 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.
Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.
Selang beberapa saat, Cie Fifi bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.
Kelihatannya Cie Fifi betul-betul menyediakan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengerti dapat dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal mulanya.
"Dasar. Udah orangya cebol, tidak sadar kali jika burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.
Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?
Ya ampun… kenapa pun saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???
"Emmkh…", saya mendesah terbendung di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.
"Elok, marilah tuturnya ingin nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.
"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.
"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kesenangan nikmati service oralku.
Ke-2 tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat saya selalu usaha membuat penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat usai lebih bisa cepat.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART3
"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman tidak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2 bongkahan bokongku.
Ke-2 tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tidak ada siapa siapa kembali sewaktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2 tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?
"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.
Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?
"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, namun sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara dengan terang.
Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya udah pasrah tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi jika dia melihatku menggunakan celana dalam ini.
"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.
"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.
Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih kuat. Dua murid biadab ini dapat lekas melumatku di gudang ini, namun yang paling kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Harusnya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…
Tidak ada waktu untukku buat berpikiran atau berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2 kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Selanjutnya dengan rangking ke-2 kakiku yang selalu sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengangkat penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semuanya tehnik oralku biar Pandu cepat capai pucuk serta nanti dia tak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi usai nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok di sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.
"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.
Saya tidak berani menjawab, tidak berani melihat. Ingin rasanya saya menangis, tetapi saya gak pengin kelak kawan temanku terlebih Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya bila kelak mataku tampak sembab.
Saya cuma dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sekalian tunggu hukuman yang hendak dikasihkan Dedi padaku.
"Mmmkh…", saya mengesah terbendung sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.
Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, memunculkan kesan yang aneh di saat saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengerang dan terus mengerang terbendung, tetapi saya gak lupa jika saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.
"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan saat saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.
"Nikmat kan Elok?", ledek Dedi di saat saya menengok ke belakang untuk memandang apa yang tengah dilakukan Dedi.
Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Tetapi Dedi betul-betul ingin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai. Di antara pedih serta nikmat.
"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.
"Udah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas memberikan penisnya itu ke mulutku.
"Mmmph…", saya mengerang terhenti, tetapi waktu ini saya tidak punya alternatif lainnya, saya mesti menambahkan service oralku buat penis Pandu.
Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta mendorong bibir vaginaku.
Badanku menyebutng sejenak di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku serta terus melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, serta seterusnya saya lagi usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.
Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhenti, serta saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.
Menyebabkan saya harus kian menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung mencegah mual karena berbau apek yang melanda hidungku, pula saya harus meredam terasa sakit bersatu nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.
Sekarang saya cuma mengharap pasienanku ini selekasnya usai. Saya mengharap pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku sesudah saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Selesai saya menyatukan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2 tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART3
"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia akan melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak dapat menghentikan kepuasan service oralku.
Namun saya tidak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2 tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sekejap lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.
"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.
Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga. Saya menelan semua cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak ingin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya udah sukses. Saya benar-benar dongkol kepadanya.
Saya terlintas bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat menggunakan metode yang serupa untuk mengeluarkan kedongkolanku pada Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini meskipun penis itu udah melunak benyek.
"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum usai dengannya.
Saya terus mengisap dan menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya melepas tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama seperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergeletak sehabis saya dan banyak pacarku balik meniduri mereka.
"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.
Dadaku terasanya bakal meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.
‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Dedi terkesima menatapku seperti gak meyakini dengan yang barusan terjadi.
"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.
Kondisi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir meredam tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.
Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian minimal saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.
Di toilet, saya lekas mengangkut rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat memudahkan rasa tidak nyaman pada selangkanganku.
Serta sekali ini saya tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.
‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.
Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku lekas menjumpainya.
"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada di kelas.
"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART3
‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau tertiban bencana untuk ke-2 kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.
"Tidak mesti pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.
"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.
"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya kembali tuju ke kelas buat ikuti jam pelajaran paling akhir.
IV. Sebuah Janji Yang Memuaskan
"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya udah duduk di sampingnya.
"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku lambat.
"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.
"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Tetapi saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop mencemaskanku
"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.
Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.
Sebetulnya saya terasa sedikit gak nikmat lantaran saya mesti bohong pada Jenny yang demikian mencermati serta mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, meskipun saya tahu ini yaitu yang terunggul, ketimbang ada yang dengarkan percakapan kami saat saya mengakui apa yang sesungguhnya berlangsung padaku saat lagi saya berada pada toilet, atau mungkin lebih persisnya di gudang barusan.
Tetapi selang beberapa saat Jenny telah kembali repot memikat dan menghinaku bab Andy. Apa lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang mestinya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah semangat menarikku, serta saya telah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.
Dan saat lagi saya tidak tahu mesti melakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Apa ya yang lebih kurang sedang dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih berada di pemikiran Andy waktu ini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya telah berasa kangen pada Andy.
"Duh… bidadari yang ini kembali jatuh hati deh… hingga sampai saya tidak dirasa kembali", keluh Jenny.
"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.
"Begitu ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.
"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.
"Mmm… saya ingin omong apa ya… saya pengin katakan, kalaupun Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar baru-baru ini keluarkan bunyi.
"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny bersungguh lewat kata tukasnya, serta saya dan selalu merengek-rengek.
"Kalaupun begitu kamu tak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.
"Aku…", saya tidak dapat bercakap apa apalagi dan parasku rasanya panas sekali.
Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian merapikan seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.
"Duh…", saya berniat meratap waktu saya lihat Sherly tersenyum senyuman.
"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.
"Kalian ini ingin hingga kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.
"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.
"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan was-was.
"Karena itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART3
Saya memandang ke seputarku, nyatanya betul-betul kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Namun tetap saya risau bila ada yang dengar ujaran mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya tidak ingin Andy dengar isu yang tak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.
"Yok, kita temani kamu hingga ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.
"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, biar saya tidak tak henti menjadi bahan ledekkan mereka.
"Ya tidak apa apa, ketepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.
"Saya pula haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.
Saya telah tak punyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Pastinya ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.
Hingga sampai di kantin, hatiku jadi risi saat saya lihat sang cebol. Saya terpikir tingkah laku bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.
Tetapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami dan mohon pamit di Cie Fifi.
BERSAMBUNG