CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2, Hasrat-Bispak05 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  pujaan hatiku ini tidak jemu jenuhnya memikat serta mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu serta pasrah terima semuanya ini. Saya cuman dapat mengharapkan kami selekasnya hingga sampai ke kelasku. Tetapi saat kami sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya ingin ke toilet, kelak jika ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sesaat saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama lambaikan tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, tetapi saya menurut saja sekalian mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang syak wasangka menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, tetapi dia lambaikan tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pun, lalu saya selekasnya ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2

Di saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, serta diam diam saya terasa terheran-heran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu di saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya menunjuk salah satunya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sehabis saya tuntas buang air kecil serta mengatur busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhambat saat tiba-tiba ada sebuah tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tiada perlawanan yang bermakna, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada pada samping toilet, tempat di mana Vera tidak tahu dicabuli atau sedang layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada di balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Secepatnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Suara ini membuatku takut karena saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung tidak lama, lalu saya mengacaukank lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran jika saya mengundang kekacauan, lalu banyak yang mengetahui saya dalam gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa usaha menyaksikan mengarah Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, namun sehabis tontonan itu selesai, saya was-was Dedi tidak akan membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya memikir bagaimana biar ini hari saya tak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya gak mau kedapatan pihak lain karena saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Saat saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi menggandeng lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya tercenung lihat masuknya orang cebol langsung kukenali jadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, juga siswi lain yang makan di kantin. Tidak tahu apa yang diharapkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini saat lagi dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada di tengah tempat ini. Saya tidak ketahui apa yang lagi dikerjakan, apa menanti satu orang, atau dia memiliki rencana suatu lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya tercenung memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras dongkol. Namun anehnya Cie Fifi malahan mendekati sang cebol yang tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam gak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar cepat lihat suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi bikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat nafsuku perlahan-lahan bangun, dan saya harus usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya baru sadar kalaupun rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun sudah pasti saya gak dapat melakukan hal beberapa macam dibanding nasibku malahan jadi kian jelek. Saya tidak tahu apa yang bisa terjadi padaku kalaupun saya membikin kericuhan yang membuat sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta memulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, kadangkala kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku was-was serta jantungku berdegap makin kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2

Saya gak berani menahan lantaran saya takut tepisanku kemungkinan menyebabkan nada yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh makin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku buat memandang episode erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri telah memulai terangsang karena tingkah Dedi yang meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang menuju Cie Fifi. Nyatanya dia sedang pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang tentu ialah kepala sang cebol.

Walau jantungku berdetak kuat lihat itu semuanya, merasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggelinjang, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat dan lagi memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun pastilah, saya mulai menderita gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya pilih stop menggerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya untuk Dedi, namun saya tidak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di bab erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang tergelimpang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan muka seperti mencegah sakit saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu tidak tahu tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyeruput dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang menarik serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini kian jadi beres.  Saya sangat terangsang, tidak tahu karena remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau lantaran pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang berlangsung di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil waktu saya hampir tidak dapat membatasi diriku buat mendesah sebab Dedi mencium tengkuk leherku, dan kondisi jadi bertambah susah untukku waktu saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pun baru tahu sekitaran dua pekan yang lalu, bila bu Fifi itu juga dapat difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi karena ucap-ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya gak berani mengerjakannya, selain saya takut kemunculanku di sini ketauan oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya tidak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku lebih jelek.

Karenanya saya cuma dapat memandang Dedi dengan jengkel, tetapi bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan membatasi rintihanku. Saya cuma dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga ia senang.

Tetapi sewaktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha atur napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada malu memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Udah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Kendati pun raut paras Cie Fifi nampak dongkol, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Setelah itu Cie Fifi merendahkan badannya dan menggantungkan kepalanya pada ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi masih menopang di lantai.

Tanpa ada bercakap apa apalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang dan celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu serta mengungkap rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan benar-benar dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sesaat kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Entahlah sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu terheran lihat sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang setiap hari nampak demikian ramah serta enerjik, nyatanya mengubur perkara yang tidak selisih jauh denganku. Saya terasa haru di Cie Fifi biarpun dari percakapan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi suatu remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika waktu ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pula pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Serta ujaran Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang intimidasi Dedi dalam tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku was-was lantaran selekasnya saya dapat mendapatkan permasalahan jika Dedi ketahui saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana tekniknya saya meminta biar Dedi pengen dengar alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol tengah bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggelinjang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan kecewa pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi jengkel, serta dia cuma tersenyum senyuman, kelihatannya dia suka seusai membuat ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya berpikiran ini saat yang cocok untuk memberikan iktikad serta alasanku pada Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dimarahin sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi serta melepaskan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kayaknya dia lagi pikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya berubahkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya tercenung sebentar memandang penis itu udah ereksi, dan sewaktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pun dengar rayuan asusila Dedi. Namun saya gak ingin menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta waktu saya melirik ke mereka, saya memandang sang cebol tengah menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang sempat menyetubuhiku?

Sekarang Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mengerang saja, namun tidak hingga melenguh layaknya seperti wanita yang alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pula seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama