TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI, Hasrat-Bispak05 Telah berapa menit saya terjaga dari tidurku. Biarpun saya udah terasa cukup tambah enak, saya masih pengin bermalasan, serta biarkan badanku yang telanjang bundar serta terselip dalam bedcover ini masih terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku namun juga wanginya berbau rambutku ini.
Dan saya telah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terlintas insiden dalam hari tempo hari bersama Andy, dimulai dengan sikap canggungnya di sekolah saat temaniku hingga sampai kembali pada kelasku, serta yang amat membuatku berbahagia yaitu SMS Andy malam harinya, yang memperingatkanku biar selekasnya istirahat serta tidur karena dia mengetahui saya kelelahan.
Akan tetapi, Andy tahunya saya kepayahan karena belajar sampai malam, bukan dikarenakan ngeseks berkali kali sejak mulai tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, nyatanya udah jam 5:10 pagi. Karenanya saya menarik napas panjang, siap-siap jalani ini hari yang entahlah akan berikan warna apalagi pada kehidupanku.
"Auw…", saya meratap perlahan-lahan saat saya melangkah kakiku ke kamar mandi.
Ke-2 betisku masih berasa demikian pegal waktu kupakai jalan, sampai lubang vaginaku adakalanya berasa sedikit nyeri. Nyatanya badanku belum sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walau sebenarnya saya telah istirahat semalaman tiada masalah, sampai saya udah tidur lebih dini sehabis terima SMS Andy sekitaran jam 9 tempo hari malam.
Saya mengambil langkah tertatih tatih ke dalam almari bajuku buat ambil bra dan celana dalamku, seragam putih abu abu. Peduli benar-benar dengan intimidasi Dedi, ini hari saya memutus untuk pakai celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya berasa sangat resah, mengandaikan kawan temanku di sekolah tahu bila saya tak kenakan celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI
Adakalanya saya meratap, waktu merasa sakit yang menimpa betisku ini mengusik cara kakiku. Bahkan juga saat ini saya baru merasai jika otot perutku pun sedikit kejang, seperti habis lakukan sit up berkali barangkali.
Tetapi perlahan-lahan saya mengerti sebuah perihal yang aneh, entahlah mengapa saya justru nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.
"Ih… apaan sich saya ini… periode pagi pagi sudah rusuh gini…", saya bersungut-sungut serta memarahi diriku sendiri.
Karenanya saya usaha tidak untuk membebaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Sehabis saya gantungkan semua lembar baju yang bisa kukenakan dan handukku, saya mengamankan pintu kendati saya masih ingat bila pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh kalaupun saya harus mandi tanpa ada menggembok pintu kamar mandi, serta saya tidak pingin bila saya jadi biasa semacam itu.
Saya mulai memberikan hati badanku dengan shower air hangat serta cairan sabun mandiku yang harum, halus memberi kesegaran. Seusai tuntas, saya lekas keringkan badanku dan kenakan bra dan celana dalamku, lalu saya ketujuan meja dandanku menyaksikani bayang-bayang diriku di cermin.
"Sayang kamu sudah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… kalaupun nantinya Andy tahu kamu telah tidak virgin, apa Andy masih pengen sama kamu?", saya berujar di bayang-bayang diriku di cermin, dan saat ini hatiku jadi bersusah-hati.
Saya mulai pakai busana dan rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2 betisku udah berasa sedikit menyusut. Sesudah mematikan AC kamarku, saya periksa sejumlah buku yang ada pada tas sekolahku, pastikan tidak ada yang ketinggalan serta tidak lupa saya masukkan hpku ke tas.
Lalu saya memakai sabuk yang umum kupakai ke sekolah serta siap-siap untuk mengatur tampilanku di muka meja dandanku, saat tiba-tiba saya dengar telpon selulerku keluarkan bunyi, dan dari deringnya saya tahu kalaupun ada SMS masuk.
Saya cepat buka tasku cari hpku, dan lekas membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
‘Pagi Eliza. Kamu telah tambah enak? Saya berharap ini hari kamu udah lebih sehat dan tidak lelah.'
Di saat saya memandang nama pengirimnya ialah Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku terus menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban kalau saya udah lebih sehat juga telah tak letih. Saya puas sekali lantaran saya berasa Andy mulai berani memberinya perhatiannya padaku.
Seusai saya menaruh hpku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap membereskan performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sembari menyisir rambutku sampai nampak rapi serta elok megar, lalu saya memberinya sedikit bedak pada parasku.
Ini hari saya ingin nampak lebih elok serta menarik dihadapan Andy, serta saya memoleskan lip gloss sesuai kebutuhan pada bibirku.
"Andy… jika saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu kasih padaku…", saya mengguman lambat sekalian menyaksikani diriku di cermin pastikan tidak ada yang keliru dengan tampilanku.
‘tok tok tok…', kedengar suara ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan cantikku.
"Siapa?", saya menanyakan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya ambil langkah menuju pintu kamarku.
"Saya non, sarapannya telah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.
Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta berterima kasih di Sulikah. Sesudah itu saya menggembok pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang ada pada samping rack sepatu, serta saya pakai kaus kaki serta sepatuku.
Tiba-tiba saya tersadarkan, tidak tahu mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.
"Sulikah? Mengapa?", saya menanyakan bingung.
"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang selalu menatapku denganc penglihatan takjub.
"Thanks ya", saya tersenyum puas.
Dalam hati saya mengharap di sekolah kelak Andy akan memujiku sesuai ini, meski kalaupun memandang Andy yang malu-malu seperti tempo hari, rasanya asaku itu tak mungkin diwujudkan sekencang itu.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Saya turun ke kamar makan buat nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari rata-rata, lantaran tau-tau saja saya takut jadi gendut. Saya gak ingin sebagai kelihatan tidak menarik buat Andy. Dengan cara cepat saya mengakhiri sarapanku, serta seusai membersihkan tangan dan mulutku, saya mengambil langkah tuju garasi.
Di situ saya lihat pak Berbudiin tengah mengelapi mobilku. Di saat saya merapat, pak Berbudiin yang melihatku saat itu juga menyudahi kerjaannya, dan dia menatapku seperti baru kali pertama melihatku saja.
Demikian pula Wawan dan Suwito yang semula sapu langit langit di garasi, sekarang terdiam melihatku sembari masih menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.
"Pak Bijakin, ngelapnya sudah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengin pergi sekolah nih", saya berujar pada pak Bijaksanain sembari menunjuk lap masih ada di atas kap mesin mobilku.
Tak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuma mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, serta konyolnya dia melaksanakan itu sekalian lagi menatapku. Saat saya lihat sekitar, saya menyaksikan Wawan serta Suwito pun punya sikap sama, mereka selalu mematung sekalian menatapku.
"Hei! Kalian semuanya mengapa sich? Tak pernah simak cewek cakep ya?!", saya menyengaja menghardik dengan suara yang lumayan keras sampai semua kaget.
Suwito hingga nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, dan Wawan dengan muka kaget jatuhkan sapunya. Pak Bijaksanain sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya menghentikan tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, tetapi saya usaha masih menempatkan muka seserius mungkin.
"Yah non Eliza, keras sangat suaranya… membikin terkejut saja!", gerutu pak Bijakin lalu mulai dekatiku.
Wawan serta Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua memulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang benar-benar kukenal, penglihatan mata mereka ketika mereka demikian gaungs dan bergairah nikmati badanku.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI
"Eh eh… kalian ingin apa? Gak! Tak ingin!!", sadari apa yang bakal dilaksanakan oleh pak Bijaksanain, Wawan serta Suwito, saya berseru cemas dan cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya mengamankan pintu mobilku sebelumnya mereka sukses tangkapku.
Namun saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, biar saya dapat dengar apa kata mereka, pun agar mereka dapat dengar jawabanku yang benar kuusahakan untuk membikin mereka kian dongkol.
"Marilah non Eliza… Sekejap saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng serta mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang telah terkunci ini.
"Tak ingin! Tidak mau! Kelak bajuku lecek! Utamanya tak ingin!", saya menjawab dengan nada yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, namun saya menyengaja mengerling mengarah mereka, dengan model yang kubuat semenggoda mungkin.
Ke-3 pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya berasa seram mengandaikan apa yang bakal terjadi bila saat ini saya hingga ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah karena dipaksakan layani gairah birahi mereka lebih dulu.
Sehabis sekian kali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal untuk menjawab permohonan mereka yang selalu memaksakan saya turun sekejap, selanjutnya mereka berserah pula dan kembali menyambung tugas mereka. Pak Bijaksanain mengelap mobil mamaku, dan Wawan serta Suwito kembali naik ke bangku baru saja mereka gunakan serta menambahkan sapu langit langit garasi ini.
Sekalian tersenyum senyuman sebab merasa menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan sewaktu saya lihat mereka bertiga pura pura tidak tahu kalaupun mereka mesti membuka pintu garasi dan pintu gerbang bagiku, saya menghimpit klakson mobilku sampai mereka terperanjat serta seluruh alat bersih bersih yang ada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Saya telah tidak tahan kembali dan saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Bijakin yang dekat dengan mobilku dilihat bersungut sungut sekalian memberikan pintu garasi dan pun pintu gerbang, sementara itu Wawan serta Suwito kembali menatapku dengan gaungs.
Saya meleletkan lidah dengan puas, biarpun saya tahu sepulangnya sekolah kelak mereka bertiga pasti membalasnya marah padaku, entahlah melalui cara menjadikanku piala bergilir atau piala bersama.
Namun saya gak peduli, toh tanpa kugoda seperti barusan juga mereka bertiga telah berkali kali menjadikanku betina mereka waktu tidaklah ada siapa siapa dalam rumah.
Tidak tahu kelak apa yang hendak mereka kerjakan padaku seusai seluruh yang kulakukan ini, bila kelak saya betul-betul harus sendirian dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya merinding seram memikirkan perbudakan apakah yang mesti kujalani sesudah saya pulang sekolah kelak.
Sesudah pintu terbuka seluruh, saya lekas meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya tidak ingin memikir apa yang bisa berlangsung dengan diriku kelak, karena di pikiranku waktu ini cuman ada satu soal, yakni saya mengharap ini hari Andy menjumpaiku.
Entahlah, apa karena hanya argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharap ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan khusus cuma untuk Andy. Saya ingin Andy betul-betul terpikat padaku.
II. Angan-angan Cantik Di Pagi Hari
Masih 15 menit sebelumnya bel masuk sekolah keluarkan bunyi sewaktu saya hingga di parkir sekolah. Jantungku berdetak kuat waktu saya menyaksikan Andy anyar turun dari mobilnya. Serta sewaktu saya memandang tempat kosong di sisi mobil Andy, rasanya saya seperti mimpi elok, dan saya suka sekali.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI
Saya gak pengin mimpi cantikku ini amblas demikian saja, karena itu saya lekas melesat dan memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy nampaknya langsung mengenal jika ini yaitu adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia menantiku tuntas memarkirkan mobilku ini.
Saya turun dari mobil serta mengancing pintu, serta kami berdua sempat sama sama pandang buat sejumlah lama waktunya. Lantas Andy tundukkan mukanya waktu saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya mengambil langkah dekati Andy, yang sekarang anyar kusaksikan bila mukanya merona merah.
"Hai Andy… terimakasih ya semalam, mm… barusan pagi… saya telah sehat kok, pun telah gak demikian letih seperti tempo hari", kataku perlahan.
Hatiku makin terlena sewaktu saya memandang paras Andy yang cakep itu tersenyum halus. Namun Andy masih tetap menunduk seperti tidak berani melihatku dan saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.
"Hai Andy…", saya menyapanya kembali sebab Andy selalu menunduk tanpa menjawab kata kataku.
"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", suara Andy kedengar demikian takut.
"Saya mengapa?", saya menanyakan dengan senyuman jail.
"Aku… anu… saya puas kamu sudah tak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.
"Ooo… thanks ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya sudah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya berucap dengan ria.
Sesungguhnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharapkan bila kelanjutan ujaran Andy barusan itu yakni sanjungan dari Andy bila saya dilihat elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sesungguhnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau bagaimanapun, kata-kata Andy barusan itu terus membuatku tersenyum berbahagia.
Saya udah sangat percaya sekali bila Andy senang padaku, dilihat dari sikapnya yang selalu salah tingkah sebagai berikut serta kalimat Andy barusan perlihatkan kalaupun Andy sangat peduli padaku.
"Aku… bisa saya temani kamu kembali sampai ke kelasmu, Eliza?", Andy menanyakan dengan nada perlahan.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D
Saya mengacauk puas, namun Andy menunduk demikian dalam dan dia mustahil dapat melihatku. Saya tersenyum geli menyaksikan Andy yang demikian canggung serta salah tingkah di depanku. Apa ini lantaran dia suka padaku?
"Andy…", saya panggil Andy, serta saat dia membawa mukanya menatapku, saya mengacaukkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin.
Andy menatapku dan sekali ini dia tersenyum, entahlah puas atau malu, atau juga ke-2 nya. Saya tidak sangat percaya, namun saya terasa tatapan Andy ini sangat menghangatkan hatiku. Saya gak tahu kata-kata apa yang dapat memvisualisasikan hatiku saat ini, yang pasti saya rasakan saat pagi ini hari saya mendapatkan angan-angan yang elok. Dan saya sangat berbahagia di saat Andy lagi ambil langkah di sampingku, meskipun Andy yang terkadang menengok dan tersenyum padaku itu cuma diam membisu.
Sesuai sama tempo hari, saya merasai beberapa tatapan iri dari beberapa siswa cewek yang melihatku jalan ketujuan kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang dan puas, biarpun sesungguhnya kami berdua ini belum dengan status sepasang doi. Dan sekarang kami berdua saling diam sekalian terus mengambil langkah, hingga akhirnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.
"Andy… thanks ya", saya mohon pamit pada Andy.
"Aku… saya ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan grogi sembari angkat tangannya.
"Iya", saya menjawab sembari balas lambaikan tanganku.
Saya tersenyum senyuman sembari ambil langkah masuk ke kelasku. Namun sewaktu saya memandang Jenny yang dengan senyuman jailnya itu menatapku dan tungguku di bangkunya, saya menghela napas panjang sembari lagi ambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya tentu dibujuk dan diledek habis oleh Jenny.
CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI
III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah
Sepanjang hari ini tidaklah ada peristiwa spesial, disamping Jenny yang repot menarik serta menghinaku terkait Andy, pun Sherly yang turut jadi parah kondisi pas kami bergabung di kantin saat pukul istirahat pertama dan, namun juga saat jam istirahat ke-2 seperti saat ini waktu ini.
Serta kalaupun rata-rata saya selalu usaha membalasnya ledekan mereka, saat ini saya cuman dapat menghindar atau tersenyum malu, meski hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2 usai ini udah keluarkan bunyi.
"Lihat deh… wajahnya sampai merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.
"Duh… kasihan…", sindir Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.
"Kalian ini tidak perlu pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian lagi ngeledek saya, pula ngetawain saya. Kalian jahat!", saya bersungut-sungut dan merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.
"Iya iya… saat ini sudah gak kok. Cup cup… tak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", mengajak Jenny sembari merengkuh tanganku.
"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.
"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sekalian menghela napas panjang serta serahkan tanganku yang ada di dalam gandengan tangannya itu pada Sherly.
"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu pula rasanya memikir diriku jadi rebutan Jenny dan Sherly sesuai ini, namun saya menurut saja saat Sherly menggamit tanganku.
BERSAMBUNG...