CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART8

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART8, Hasrat-Bispak05 Tau-tau saya jadi mau ketahui apa yang berlangsung padaku barusan saat saya tidak sadarkan diri. Karenanya saya ambil hpku, dan mengontak telpon rumahku.

"Mbak Ika ya?", tanyaku waktu saya dengar nada Sulikah.

"Iya non, saya", jawab Sulikah.

"Tolong panggilin Wawan atau Suwito, atau pak Berbudiin pun bisa", kataku lambat.

"Iya non…", Sulikah menyetujui, serta kudengar nada gagang telpon yang ditempatkan.

Sejenak saya tunggu, dan sesudah saya dengar nada Wawan, saya lekas bertanya tujuanku.

"Wan, barusan saya kamu apain saja waktu saya tidak sadarkan diri?", tanyaku ketus.

"Eh… itu non… saya…", Wawan tergagap dengar pertanyaanku.

Saya diam tunggu Wawan menerangkan kelakuannya.

"Barusan non tiba-tiba tidak sadarkan diri. Saya dan seluruhnya sampai terkejut non, terus kami semua coba bangunin non Eliza, tetapi sampai seputar sepuluh menit juga non masih tetap gak sadar", kata Wawan.

"Eh, sepuluh menit… memang saya itu kalian apain saja?", tanyaku ingin mengetahui.

"Ya, jujur saja sebelumnya saya serta lainnya menduga non pura pura. Saya coba mengiliki pinggang non, tetapi non diam saja. Selalu saya celupin jemari saya ke memek non, tetapi non masih tidak sadar, jadi Suwito serta Bijakin pula saya suruh tolong bangunin non. Selalu mereka ngeremasin susu non Eliza. Hingga memeknya non itu saya aduk aduk gunakan dua jemari, tetapi sia-sia saja…", narasi Wawan panjang lebar.

"Dasar kurang ajar. Telah mengetahui saya tak sadar diri, justru diedel edel seperi itu. Lagi seselanjutnya bagaimana ceritanya sampai Cie Natalia tiba?", dengan sedikit kecewa saya kembali bertanya kelanjutan peristiwanya, tapi saat ini saya justru terangsang mengandaikan kelakuan mereka bertiga itu.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART8

"Yah non… barusan saja saya cemas lihat non gak sadar. Bila tahu non gak apa apa dan selanjutnya dapat sadar kembali, ya saya terusin saja main sama non hingga sampai bahagia. Belumlah lagi Suwito dan Bijakin yang ngomel gak sempat bisa sisi, saat ini mereka …", kata Wawan yang sekarang justru dapat bisanya selalu ceritakan sekalian mengeluh.

Tetapi hatiku bertambah tersengat dengar narasi Wawan. Napasku sedikit mengincar memikirkan mereka bertiga yang malahan repot menjarah badanku tiada peduli jika nona majikan mereka ini tengah jatuh tidak sadarkan diri.

Pikiranku sedikit melayang-layang, serta saya bakal meraba atau membelai wilayah selangkanganku sendiri sewaktu klakson mobil berada di belakang menyadarkanku dan membuatku terkaget 1/2 mati. Karenanya saya melesatkan mobilku dan meminggir sementara, karena saya takut pikiranku kembali kacau-balau waktu dengar kelanjutan narasi Wawan.

Untung saja nyatanya barusan saya sedang stop di lampu merah di saat saya terbujuk ujaran Wawan barusan. Serta yang lebih bernilai, untung saja barusan itu saya gak hingga sampai terburu bermasturbasi di muka umum.

Saya tidak berani memikirkan peluang tersedianya orang yang melihatku pada waktu saya lakukan perbuatan segila itu, yang mungkin memberinya peluang ke orang itu buat memperbanyak kemalangan dalam hidupku. Sudah banyak pejantan dalam hidupku yang memperbudak diriku ini.

"Heh… kurang ajar! Telah udah! Tidak boleh melebar terus! Diberikan pertanyaan masalah Cie Natalia kok…", dengan sedikit memarahi buat menyingkirkan nafsu birahi yang menghinggapiku, saya mengharap Wawan meneruskan ceritanya sesudah kupastikan status mobilku aman di tepi jalan ini.

"Nach kami jadi tambah kebingungan, pengen membawa non ke dokter, kami takut diberikan pertanyaan tanyain, lagian kami kan gak punyai duwit non. Selalu kebenaran non Natalia telpon, nanyain non. Kami katakan saja non Eliza kembali sakit, dan saat ini kembali tidur.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Terus non Natalia ngomong kembali perjalanan ke rumah non Eliza . Maka kami membawa non ke kamar non, dan habis Sulikah memanfaatkankan pakaian tidur non, kami baringkan non di dipan, lalu menunggu non Natalia tiba. Demikian ceritanya non", kata Wawan.

Saya diam dengar ujaran mereka. Untung saja mereka pakaikan busana tidurku barusan, jadi saya gak sampai ditemui pada kondisi telanjang bundar oleh Cie Natalia.

Serta lantaran saya sudah tahu mengenai semuanya yang pengin kuketahui, karena itu saya memutuskan buat tutup telephone.

"Ya telah bila getho. Ini hari saya gak pulang, jadi tidak perlu ditunggu-tungguin. Telah dahulu Wan…", kataku dan saya bakal menekan tombol end call sewaktu kudengar suara Wawan panggil manggilku.

"Manalagi sich Wan?", tanyaku ketus.

"Non, kapan pulang? Rindu sama memek non…", kata Wawan.

"Edan!", saya mendamprat serta tombol end call itu langsung kutekan.

VIII. Di Rumah Cie Natalia

Saya kembali meluncurkan mobilku dengan lumayan kuat untuk susul mobil Cie Natalia. Pada akhirnya kami sampai di dalam rumah Cie Natalia lebih kurang jam delapan kurang sepuluh menit.

"Eliza, kelak kamu tidur di kamar Cie Cie saja ya", kata Cie Natalia.

Saya mengacauk menyepakati. Dengan ditolong Cie Natalia, pada akhirnya seluruh barangku udah ada di kamar Cie Natalia. Pastinya sandal serta sepatuku tak turut masuk, kutaruh di rack sepatu yang siap dari sisi kamar Cie Natalia.

"Eliza, kelak saja merapikan barang barangnya. Ketepatan Cie Cie ingin pergi tonton sama kawan-kawan, kamu pengen gak turut Cie Cie pergi lihat?", bertanya Cie Natalia di saat saya mulai merapikan barang bawaanku.

Saya sedikit sangsi. Saya tengah menanti telephone Andy. Bila saya turut Cie Natalia, saya tidak bisa berkata dengan bebas pada Andy. Namun saya tidak dapat mendapati argumen yang baik, karena itu saya memilih untuk berkata terang-terangan di Cie Natalia.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


"Thanks ya Cie, tetapi sorry Eliza tidak dapat turut. Eliza kembali nungguin kawan Eliza yang janji pengen telephone selekasnya", dengan malu saya terpaksa sekali menampik ajakan Cie Natalia.

"Janji telpon? Periode sama rekan? Hayo… rekan apa kawan nih?", goda Cie Natalia.

Saya cuman dapat menunduk sembari tersenyum malu.

"Gak apa apa Eliza, Cie Cie tahu kok. Ya telah, Cie Cie pergi dahulu ya Eliza", Cie Natalia minta pamit padaku.

"Iya, thanks ya Cie…", saya menggangguk puas.

Secara singkat, selanjutnya Cie Natalia pergi bersama rekan temannya, sementara itu saya santai di kamar Cie Natalia, sendirian.

Tetapi saya gak kesepian, karena Andy menghubungiku pada pukul delapan malam. Serta bercakap dengan Andy nyata-nyata membahagiakan. Saya tidak pernah menduga Andy yang pendiam itu rupanya cerdas melucu dan kerap membuatku ketawa.

Kami membahas beberapa perihal, serta sama-sama ceritakan khususnya perihal beberapa momen di kelas kami masing-masing. Tidak berasa kami mengobrol sampai jam sebelas malam. Sesungguhnya kami sama-sama belum mengantuk, atau minimal saya belum terasa mengantuk.

Namun saya gak sedap sebab Andy udah menghubungiku kelamaan, kasihan  bila pulsanya habis makin banyak. Toh saya kan masih dapat bersua dengan Andy tiap-tiap hari di sekolah? Sampai, esok saya dapat berbicara dengan Andy di gereja jika saya ada untuk kebaktian yang diawali pada waktu 1/2 sepuluh siang.

"Andy, telah malam nih… aku…", rasanya malas , namun saya mau tak mau menyampaikan ini.

"Oh iya… sudah malam… tetapi esok saya bisa telephone kamu kembali ya Eliza?", bertanya Andy yang dari suara suaranya saya tahu dia demikian mengharapkan, membuatku tersenyum berbahagia.

"Mmm… bisa kok", jawabku malu-malu, dan hatiku suka sekali.

Kami berdua keduanya sama sempat tercenung sejenak.

"Eliza, thanks ya telah nemenin saya bercakap", kata Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Tidak apa Andy, saya senang kok eh… bercakap sama kamu…", parasku berasa panas waktu saya menyampaikan ucapan kata senang barusan.

"Mm… jika getho sudah dahulu dech Eliza… sampai esok ya… bye bye…", Andy mohon pamit padaku.

"Iya… sampai esok Andy… bye", kataku tutup perbincangan kami.

Saya memencet tombol end call, serta sekalian tersenyum senyuman saya mengatur barang bawaanku. Saya suka sekali. Saya mengharapkan Andy benar-benar menyenangiku. Saya mengharap gak lama kembali kami berdua betul betul… oh… apa saya salah jika saya mengharap Andy sungguh-sungguh jadi pacarku?

Sesudah seluruhnya tuntas, saya berpindah pakaian tidur. Kemeja kotorku telah kutaruh di kantung plastik yang kusiapkan. Sekarang saya tunggu Cie Natalia pulang. Sempat tebersit di pikiranku, apa ya yang tengah dilakukan Jenny, Sherly dan Cie Stefanny sepanjang hari ini?

Apa mereka bertiga sama-sama bercinta? Saya terkenang akan nasib jelek yang menempa diriku waktu saya mesti pasrah disetubuhi oleh 5 orang pekerja di dalam rumah Jenny itu. Apa Sherly dan Cie Stefanny mesti layani mereka?

Tiba-tiba saya sadar bakal gempuran hasrat yang menyerang badanku saat lagi saya mengayalkan seluruhnya, karenanya saya usaha mengubah pikiranku dari 3 pujaan hatiku itu lewat cara lihat TV. Tetapi seusai cukup lama saya menyaksikan TV di kamar Cie Natalia ini, tiba-tiba saja saya mulai mengantuk.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA BOHAI PART8

Kupikir Cie Natalia tidak bakal berkeberatan jika saya tidur terlebih dulu. Dan saya telah malas untuk ingat ingat terkait momen apa yang udah mengenaiku sepanjang hari ini. Karenanya saya mematikan TV itu dan saya tiduran disebelah kiri tempat tidur Cie Natalia, coba istirahatkan badanku dari hari hari yang dipenuhi dengan rutinitas sex ini.

Sempat tebersit dalam pikiranku, barusan saya belum menghubungi papah mamaku.

Tetapi, ah… mereka pasti belum pulang ini hari, jadi kupikir tak apa apa jika esok saja saya baru memberi kabar mereka. Toh saya bermalam dalam rumah kerabat sendiri. Bahkan saya sudah mengantuk dan ke-2  mataku yang terpejam ini berasa berat sekali buat kubuka.

‘klik…', kabur samar saya sempat dengar bunyi handel pintu kamar ini yang dibuka satu orang.

Jelas itu Cie Natalia yang baru pulang. Tetapi saya telah sangat malas buat kembali bangun cuman buat menegur Cie Natalia. Saya lagi pejamkan mataku, dan selang beberapa saat saya telah tertidur nyenyak.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama