Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon, Hasrat-Bispak05 Berasal dari temanku yang akan pangkas rambut di salon dekat universitas Jakarta awala bulan tempo hari barangkali tulisan ini lumayan awut-awutan masalahnya memanglah saya baru pertamanya kali saya menulis. Ketika itu saya baru mengerti rupanya wanita yang bekerja di salon tak seluruhnya namun ada sejumlah yang dapat dibawa kencan dalam hari sabtu tempo hari kami setuju untuk pangkas rambut serta kita janjian jam 1 siang di dalam tempat.

Di kali pertama saya masuk, aku segera tuju ke arah tempat meja reception dan di situ saya menuturkan niatan untuk pangkas rambut. Dijelaskan wanita elok yang duduk dibalik meja reception supaya saya menanti sekejap karena lagi repot semua.  Sembari menanti, saya berusaha untuk melihat-lihat kurang lebih siapa yang tahu ada temanku, namun tak dilihat ada temanku antara seluruhnya orang itu.  Barangkali ia belum ada, pikirku.

Kuakui kalau beberapa wanita yang bekerja di salon ini cantik-cantik dan putih dengan bodi badan yang seimbang serta aduhai. Kalaupun bisa mengira-ngira usia mereka, mereka berusia kurang lebih 20-30 tahun. Saya jadi terkenang dengan pembicaraan temanku, Hanni, jika mereka dapat dibawa kencan. Tapi saya sendiri masih sangsi dikarenakan salon ini sungguh-sungguh seperti salon pada biasanya.

Selesai beberapa waktu menanti, saya ditegur oleh reception kalau saya telah dapat cukur rambut sembari menunjuk ke salah satunya daerah yang kosong. Aku juga ketujuan yang diputuskan. Beberapa waktu setelah itu seseorang wanita muda yang elok menugur sembari menggenggam rambutku.

"Mas, rambutnya ingin dimodel apa?" tuturnya sembari melihatku melalui cermin dan masih tetap menggenggam rambutku yang telah rada panjang.

"Mmm.. dirampung'in saja Mbak!" kataku.

Lalu seperti juga pada tempat potong rambut secara umum, aku juga dikasih penutup di semuanya badanku buat menghindar beberapa potongan rambut. Beberapa waktu pertama demikian kaku dan dingin.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon

Saya yang diam saja serta ia repot mulai motong rambutku. Amat tak sedap rasanya serta saya berusaha untuk cairkan kondisi.

"Mbak.. sudah lama kerja di sini?" tanyaku.

"Kurang lebih telah 6 bulan, Mas.. ngomong-ngomong situ baru saja sekali ya potong di sini?" susulnya sembari masih tetap potong rambut.

"Iya.. kemarenan saya melalui jalan ini, selalu kok ada salon, ya telah deh, saya potong di sini. Ini pula janjian sama teman, tetapi mana ya kok belum tiba?" jawabku sedikit bohong.

"Ooo.." jawabannya singkat serta terkesan cuek.

"Hei.." kedengar suara temanku sembari menepuk bahu.

"Eh.. elo anyar dateng?" tanyaku.

"Iya nih.. barusan di bawah jembatan macet, mm.. gua potong dahulu yach.." jawabannya sembari berakhir.

Bercakap mempunyai bercakap, pada akhirnya kami dekat, dan terakhir saya tahu Stella namanya, 22 tahun, ia kos di wilayah situ pula, ia orang Manado, ia enam bersaudara dan ia anak ke-3 . Kami lantas sependapat buat janjian berjumpa di luar di hari Senin. Buat pembaca pahami tiap hari Senin, salon ini tutup. Selesai saya usai, sekalian memberinya tehnik seadanya, saya bertanya apa dia pengen saya bawa makan. Ia menerima serta dia menulis di selembar sehelai kertas kecil nomor teleponnya.

Sekalian tunggu Hanni, saya bercakap dengan Stella, saya sempat dikenalkan oleh sejumlah temannya yang namanya Susi, Icha serta Yana. Ke-3 nya cantik-cantik namun Stella tak kalah elok sama mereka baik itu mukanya pun badannya. Susi, dia memiliki rambut lumayan panjang serta pada bagian bagian rambutnya dicat kuning. Icha, dia cukup pendek, tatapannya rada rahasia, dadanya sebesar Stella tetapi lantaran bentuk badannya yang cukup pendek maka payudaranya membikin ngiler semua mata laki laki untuk menikmatinya.

Sementara itu Yana, dia kelihatan amat menjaga badannya, dia demikian memikat, lingkar pinggangnya yang paling baik dengan tinggi tubuhnya, bokongnya dan dadanya-pun benar-benar seimbang.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Selanjutnya kami berjumpa dalam hari Senin dan di daerah yang telah disetujui. Seusai makan siang, kami melihat bioskop, filmnya Jennifer Lopez, The Cell.

Wah, cakep sekali ini orang, batinku memuji kecantikan Stella yang saat itu kenakan kaos ketat memiliki warna biru muda tambah lagi dengan rompi yang dikancingkan serta dikombinasikan dengan celana jeans ketat dan sandal yang tebal. Kami serius mengikut jalan cerita film itu, sampai pada akhirnya seluruh pirsawan dikejuti oleh satu fragmen. Stella nampak terkejut, dilihat dari bergetarnya badan ia. Tidak tahu ada setan apa, secara reflek saya menggenggam tangan kanannya. Lama sekali saya menggenggam tangannya dengan kadang-kadang meremasnya serta dia diam saja.

Singkat kata, saya mengirimkan ia pulang ke kostnya, di tengah-tengah jalan Stella meminta kepadaku tidak untuk langsung pulang namun putar-putar dahulu. Kukabulkan permohonannya lantaran saya sendiri sedang bebas, serta kuputuskan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sekalian nikmati musik, kami sama-sama diam diri, sampai selanjutnya Stella menyampaikan,

"Mmm.. Will, saya ingin bicara suatu sama kamu, memanglah seluruhnya terlampau cepat, Will.. saya senang dengan kamu.." tuturnya lambat namun pastilah.

Seperti disikat petir dengar ucapannya, dan secara reflek saya melihat ke kiri menyaksikan ia, nampaknya ia serius dengan yang baru saja dia sebutkan. Ia memandang tajam.

"Apa kamu udah percaya dengan pembicaraanmu yang baru saja, Tel?" tanyaku sekalian kembali fokus ke jalan.

"Saya tidak ketahui mengapa jika saya terasa kamu gak seperti laki laki yang pernah sempat saya mengenal. Kamu baik, serta sepertinya perhatian and care. Saya tidak mau jika seusai saya pulang ini, kita gak dapat bertemu kembali, Will. Saya tak mau kehilangan kamu," jawabannya panjang lebar.

"Mmm.. bila saya bisa jujur sih, saya  suka dengan kamu, Tel.. tetapi kamu pengen khan kalau kita gak doian dahulu?" tegasku

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon

"Ok, bila itu pengin kamu, mm.. bisa tidak saya ‘sun' kamu, bukti kalau saya gak bermain-main sama pembicaraanku yang baru saja?" tanyanya.

Wah rasanya seperti mati, jantungku ingin lepas, napas jadi sesak. Gila ini anak, seperti sungguh-sungguh! Satu kali lagi, saya melihat ke kiri lihat mukanya yang bundar dengan bola mata yang warna coklat, ia menatapku tajam serta serius sekali.

"Saat ini?" tanyaku sembari memandang matanya, serta ia menganguk perlahan.

"OK, kamu bisa ‘sun' saya," jawabku sembari balik ke jalanan.

Beberapa saat lalu ia bergerak dari tempat duduknya serta ambil status untuk memberikan sebuah "sun" di pipi kiriku. Diberilah suatu kecupan di pipi kiriku sembari memegang. Lama sekali dia mencium dan ditempelkannya payudaranya pada lengan kiriku.

Ooh, empuk sekali, baik!Payudaranya yang cukup melawan itu lagi menghimpit lengan kiriku. Hilang ingatan, nikmat sekali, saya jadi terangsang nih. Secara automatic tangkai kemaluanku juga mengeras.. Dengan lambat sekali, Stella berbisik, "Will, saya senang dengan kamu," dan dia kembali mencium pipiku serta terus menghimpit payudaranya di lengan kiriku.

Fokusku bubar, kayaknya saya betul-betul telah terangsang dengan perbuatan Stella, serta beberapa kendaraan yang melaluiku menyaksikan ke arahku tembus kaca filmku yang cuma 50%.

"Kamu terangsang ya, Will?" tanyanya lambat serta lumayan lirih. Saya tidak menjawab. Tangan kirinya mulai mengelus-elus tubuhku serta ke arah bawah. Saya udah sungguh-sungguh terangsang. Lagi Stella berbisik,

"Will, saya tahu kamu terangsang, bisa gak saya tonton punyamu? mempunyai kamu besar yach!"

saya mengacauk. Dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya, seperti dia rada persoalan pada waktu mau buka ikat pinggangku lantaran ia cuman memanfaatkan satu tangan. Saya tolong ia buka ikat pinggang kemudian saya kembali menggenggam sopir mobil.

Dielus-elus tangkai kemaluanku yang telah keras di luar. Tidak lama setalah itu ditelusupkan telapak kirinya ke serta digenggamlah kemaluanku.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Oooh h.." desahku perlahan. Sedikit-sedikit mukanya bergerak. Pertama, dia cium bibirku dari sisi kiri lalu turun ke bawah. Dia cium leherku, serta dia sempat stop pada bagian dadaku, barangkali dia nikmati wewangian minyak wangi BULGARI-ku.

Dia tambah turun dan turun ke bawah. Berulangkali Stella kerjakan pergerakan mengocak kemaluanku. Pertama kali dijilatinya pangkal tangkai kemaluanku lalu merembet naik ke atas. Ujung lidahnya saat ini ada pada sisi biji kejantananku. Salah satunya tangannya menyusup pada belahan bokongku, sentuh anusku, serta merabanya.

Stella menyambung perjalanan lidahnya, naik kian ke atas, pelan-pelan. Tiap-tiap pergerakan hampir dalam beberapa waktu, teramat perlahan-lahan. Melalui sisi tengah, naik kembali. Ke sisi leher batangku. Ke-2  tanganku gak kusadari telah mencengkam kemudi mobil.

Ujung lidahnya naik lebih ke atas kembali. Perlahan-lahan tiap-tiap jilatannya kurasakan laksana keasyikan yang tidak berakhir, nikmat, demikian perlahan-lahan. Setiap waktu kutundukkan parasku memandang apa yang dilakukan tiap saat itu juga kusaksikan Stella tetap menjilat-jilati kemaluanku dengan penuh hasrat.

Sejenak Stella kusaksikan melepas tangannya dari kemaluanku, dia menyibakkan rambutnya ke samping tiga jarinya kembali menarik sisi bawah tangkai kemaluanku dengan sedikit memiringkan kepalanya. Stella lalu mulai turunkan mukanya dekati kepala kejantananku. Dia mulai merekahkan ke-2  bibirnya, dengan berwaspada dia masukkan kepala kemaluanku ke mulutnya tiada terjamah sedikitpun oleh giginya.

Lantas bergerak pelan-pelan bertambah jauh sampai di sisi tengah tangkai kemaluanku. Waktu itu dia kurasakan kepala kejantananku sentuh sisi lidahnya. Badanku bergetar sejenak serta kedengar suara ciri khas dari mulut Stella. Ke-2  bibirnya tidak berapa lama kemudian mendarat. Kurasakan kehangatan yang mengagumkan enaknya menyiram sekujur badanku.

Perlahan lantas kepala Stella mulai naik. Berbarengan dengan itu juga kurasakan tangannya menarik turun sisi bawah tangkai badan kejantananku sampai saat bibir dan lidahnya menggapai di sisi kepala, kurasakan sisi kepala itu makin peka.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Demikian sensitifnya sampai dapat kurasakan kepuasan hisapan serta jilatan Stella demikian merasuk serta menggelikan semua urat-urat syaraf yang ada pada sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus secara lembut lalu bergerak ke bawah. Kudapatkan payudara sisi kanan. Kubuka telapak tanganku ikuti wujud payudaranya yang bundar. Kuremas secara lembut. Kubuka satu-satu kancing rompinya, dan kembali saya buka tepak tangan mengikut wujud payudaranya.

Sekalian selalu mengulum, tangan kanannya bergerak sentuh tanganku, dia ambil busana ketatnya dari intermezo celana panjangnya. Digenggamnya tanganku serta ditempatkannya ke dalam.  Dibalik pakaian ketatnya, saya meremas-remas payudaranya yang terbungkus BH. Kuremas satu-satu payudaranya sekalian mendesah nikmati kuluman pada kemaluanku.

Kuremas lumayan kuat dan Stella lantas stop mengulum demikian detik lama waktunya. Kuelus-elus kulit dadanya yang lumayan menyembul dari BH-nya dengan adakalanya menyisipkan satu diantara jariku pada payudaranya yang kenyal.

"Agh h.." desahku nikmati kuluman Stella yang kian cepat.

Saya turunkan BH-nya yang tutupi payudara sisi kanan, saya bisa mendapat putingnya yang telah mengeras. Kupilin secara lembut.

"Ooh.. esst.." desahnya lepaskan kuluman dan kedengar suara karena melepas bibirnya dari kemaluanku.

Menjilat, menghirup, turun-naik. Dia demikian menikmatinya. Demikian selanjutnya berkali-kali. Saya gak dapat kembali menyaksikan ke bawah. Badanku lebih lama lebih meliuk ke belakang kepalaku udah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Stella demikian fantastis mengerjakannya. Tidak sekalinya kurasakan giginya sentuh kulit kejantananku. Edan, belumlah sempat saya disedot sesuai ini, pikirku. Pikiranku telah melayang jauh entahlah ke mana.

Gak kusadari kembali sekitarku oleh gelombang kesenangan yang menimpa semua urat syaraf di badanku yang makin tinggi. Saya stop sesaat meraba payudaranya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya memegang dengan kuat tepat pada bagian leher tangkai kemaluanku, serta dia dilihat tersenyum kepadaku.

"Kamu fantastis, Tel," bisikku sembari menggeleng-gelengkan kepala terpikat oleh kehebatannya.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon

Stella tersenyum manis serta terkesan manja.

"Eh, dapat keluar saya bila kamu seperti begini terus," bisikku kembali merasai pegangan tangannya yang tidak juga menyurut pada kemaluanku. Stella tersenyum.

"Kalau kamu telah gak ingin keluar, keluarin saja, tidak perlu ditahan-tahan," jawabannya serta sesudah itu menjulurkan lidahnya keluar serta tentang ujung tangkai kemaluanku. Ternyata dia mengetahui saya lagi berusaha untuk meredam ejakulasiku.

"Aaghh.." desahku rada keras meredam rasa nyeri.

Bukan kepalang nikmat yang kurasakan, badannya bergerak tak karuan, sejalan dengan pergerakan kepalanya yang turun-naik. Ke-2  tangannya tidak henti-henti meraba dadaku, kadang dia memilin ke-2  puting susuku dengan jarinya. Kadangkala dia melepas kuluman untuk ambil napas sebentar lalu meneruskannya kembali.

Makin lama pergerakannya semakin cepat. Saya udah usaha semaksimal buat meredam ejakulasi. Kualihkan perhatianku dari payudaranya. Saya meraba mengarah bawah. Kubuka kancing celananya. Cukup lama kucoba buka dan pada akhirnya lepas juga. 

Perlahan-lahan kuselipkan tangan kiriku dibalik celana dalamnya. Saya bisa rasakan rambut kemaluannya tipis. Kemungkinan dipiara, pikirku dalam hati. Kuteruskan rada ke bawah. Stella mengganti tempatnya. Pada awalnya dia yang cuman bersangga di satu segi bokongnya saja, saat ini dia renggangkan ke-2  kakinya. Secara mudah saya bisa sentuh kemaluannya. Sejenak telunjukku main-main pada bagian atas kemaluannya.

Saya naik-turunkan jemari telunjukku. Ugh, begitu nikmat nih rasanya, pikirku. Kadang-kadang kumasukkan telunjukku ke lubang kemaluannya. Saya telusuri tiap-tiap milimeter ruang dalam kemaluan Stella. Saya temui sebuah kelentit didalamnya.

Kumainkan klitoris itu dengan telunjukku. Ugh, pegal pula rasanya tangan kiriku. Sesaat kukeluarkan jariku dari dalam. Lantas saya nikmati tiap kuluman Stella. Rasanya sudah berapa tetes spermaku keluar. Saya serius dibikin mabok kepayang olehnya.

Kembali kumasukkan jariku, ini kali dua jemari, jemari telunjuk dan jemari tengahku. Ketika saya masukkan ke-2  jariku, Stella kelihatan melengkuh serta mendesah lambat.

Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D

Kian lama makin cepat saya mengeluar-masukkan ke-2  jariku di lubang kemaluannya dan Stella sejumlah menyudahi kuluman di tangkai kemaluanku sekalian masih menggenggam tangkai kemaluanku.

Tidak tahu telah berapakah orang yang memandang pekerjaan kami khususnya banyak supir atau kenek truk yang kami lintasi, akan tetapi saya tidak perduli. Kesenangan yang kurasakan ketika itu serius membiusku hingga saya udah lupakan segala hal. Kembali Stella menjilat, mengisap serta mengulum tangkai kemaluanku dan tidak tahu telah berapakah lama kami melaksanakan ini.

Kutundukkan kepalaku buat lihat yang lagi diselesaikan Stella di kemaluanku. Kesempatan ini Stella lakukan dengan penuh kehalusan, dia julurkan lidahnya sampai berkaitan ujung kepala kemaluanku kembali.

Dia memutar-mutarkan lidahnya cocok di ujung lubang kemaluanku. Benar-benar dashyat keasyikan yang kurasakan. Seringkali badanku bergetar tapi dia masih tetap di sikapnya. Adakalanya dia tambahkan semuanya tangkai kemaluanku di mulutnya dan dia permainkan lidahnya dalam.

"Ooh.. Tel.. enakk.." desahku sekalian melepas tangan kiriku dari lubang kemaluannya.

Kupegang kepalanya mengikut pergerakan turun naik.

"Stella, saya sudah tak tahann.." kataku rada lirih mengendalikan ejakulasi.

Akan tetapi pergerakan Stella tambah cepat serta berulangkali dia membuka matanya namun masih mengulum serta kedengar beberapa suara dari dalam mulutnya. "Aaagghh.." desahku keras dibarengi dengan keluarnya sperma dari dalam tangkai kemaluanku di mulutnya.

Kondisi mobil kami waktu itu sedikit tersentak oleh injakan kaki kananku. Saya nikmati tiap-tiap sperma yang keluar dalam kemaluanku sampai selanjutnya habis. Stella selalu menjilat-jilati kemaluanku dengan lidahnya. Bisa kurasakan lidahnya sapu semua sisi kepala kemaluanku. Ugh, begitu nikmat rasanya. Seusai bersihkan seluruhnya spermaku dengan lidahnya, Stella menuju ke atas.

Kusaksikan ia, kelihatan ada banyak spermaku melekat di sisi kanan bibirnya dan pipi kirinya. Saya mulai bergerak membenahi status dudukku, pelan-pelan. Sekalian masih tetap digenggamnya tangkai kemaluanku yang udah lemas, Stella bergeser ke atas melumat bibirku, masih berasa spermaku.

Cerita Dewasa Kenikmatan Dengan Staff Montok Salon

Demikian detik kami bercumbu serta saya pejamkan mata. Pada akhirnya dia mengatur tempatnya, dia duduk serta beres-beres bajunya. Aku juga membereskan kemejaku seadanya. Saya pakai celana panjangku akan tetapi tak kumasukkan pakaianku. Sekian hari seterusnya, saya main ke kos Stella serta pada waktu itu juga kami mengikat tali kasih. Awal mula bulan Maret lalu Stella datang dari Manado selesai dua minggu dia ada di sana dan dia tak balik lagi bekerja di salon itu.

Saat ini kami hidup bersama pada tempat di wilayah Grogol. Saat ini dia diterima jadi operator di salah satunya perusahaan penyuplai jasa komunikasi smartphone. Sedang saya masih jadi animator yang bekerja dalam sebuah perusahaan di wilayah Kedoya tetapi saya mesti tinggalkan kostku.

Sesudah kami hidup seatap, Stella mengaku padaku jika waktu 6 bulan dia bekerja di salon itu. Dia pernah layani konsumen setianya dan dia berkata kalau semuanya karyawan yang bekerja di salon itu  karyawan sex.

Stella tidak mengenali bagaimana asal awalnya. Stella sendiri tidak mengerti apa salon merupakan topeng atau sex merupakan sebuah tambahan. Ia menyampaikan jika untuk ajak keluar satu diantara karyawati di sana, seorang mesti bayar pada muka senilai Rp 500.000.

Rasanya Jakarta cuma punya kami berdua. Setiap malam sesudah mandi pulang dari kerja atau sehabis makan malam, kami mengerjakan hubungan intim. Tidak tahu sampai kapan semuanya bakal selesai. Kami benar-benar nikmati tiap-tiap hari yang bakal kami lintasi dan sudah kami lewati bersama-sama. 

Saya benar-benar tidak perduli dengan asal-usulnya tugas Stella dikarenakan semakin hari saya semakin terbius oleh kepuasan sex dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku di ia.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama